Sekolah Dasar (SD) Unggulan Iqro Sigli, Kabupaten Pidie kelas VI berkunjung ke Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Kunjungan ini untuk memperkenal kerja legislatif sejak dini.
Saat tanya jawab berlangsung. Pertanyaan menggelitik dilontarkan oleh salah seorang siswa. Siswa itu mempertanyakan gaji dan sanksi bagi anggota dewan yang tidak hadir rapat.
“Bapak dewan yang terhormat saya mau bertanya, apa sanksi bagi anggota dewan yang suka bolos rapat dan tidak ikut sidang?.”
Pertanyaan tersebut disambut tepuk tangan dan pujian dari anggota DPRA yang menyambut puluhan Sekolah Dasar (SD) Unggulan Iqro Sigli, Kabupaten Pidie.
Sejumlah murid SD tersebut juga mempertanyakan apa saja kerja anggota DPR Aceh, berapa gaji serta bagaimana tata cara membuat qanun atau peraturan daerah. Siswa juga mempelajari tugas dan fungsi lembaga legislatif.
Kedatangan puluhan murid SD tersebut diterima para anggota DPR Aceh asal Daerah Pemilihan Pidie dan Pidie Jaya di gedung sergaguna DPRA. Adapun menyambut siswa itu adalah Ihsanuddin dari PPP, Hj Nurlelawati dari Partai Golkar, Dalimi dari Partai Demokrat, dan M Rizal Fahlevi dari Partai Nanggroe Aceh (PNA).
Pertanyaan tersebut dijawab secara bergantian oleh Anggota DPR Aceh yang dipandu Ihsanuddin dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“DPR Aceh merupakan penyelenggara pemerintahan bersama Gubernur Aceh. Tugas dan fungsinya meliputi anggaran, pengawasan, dan legislasi,” kata Dalimi yang juga wakil ketua sementara DPR Aceh.
Sementara Hj Nurlelawati dari Fraksi Partai Golkar menyebutkan DPR Aceh beranggotakan 81 orang, sedangkan dari Daerah Pemilihan Pidie dan Pidie Jaya sebanyak sembilan orang.
“Tugas kami lainnya adalah memperjuangkan aspirasi masyarakat Pidie dan Pidie Jaya terrmasuk menerima kunjungan masyarakat, seperti kunjungan anak-anak semuanya,” ungkap Hj Nurlelawati.
Wakil Kepala SD Unggulan Iqro Sigli Nur Asyiah Usman mengatakan ada 78 murid yang mengunjungi DPR Aceh. Puluhan murid tersebut merupakan anak-anak kelas enam.
“Kunjungan ini untuk mengenalkan anak-anak apa itu legislatif dengan mendatangi dan bertanya langsung kepada wakil-wakil rakyat di DPR Aceh,” kata Nur Asyiah Usman.
Wanita paruh baya itu menyebutkan kunjungan tersebut merupakan bagian dari program edukasi lapangan. Program tersebut tidak hanya mengunjungi DPR Aceh.
“Program ini merupakan unggulan sekolah kami yang dilakukan secara berkala. Tidak hanya DPR Aceh, kami juga membawa anak-anak mengunjungi lembaga pemerintahan lainnya, termasuk rumah sakit,” kata Nur Asyiah Usman.[]