Aceh Tamiang – Masyarakat petani di Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang kini bisa bernafas lega, kecemasan akan ketersediaan air untuk mengaliri sawah mereka kini telah teratasi.
Pembangunan bendungan sadap irigasi di daerah mereka telah di wujudkan Pemerintah Aceh melalui Dinas Pengairan Aceh dalam program pembangunan pengairan yang bersumber dari APBA 2019. Dana senilai 5 milyar pun digelontorkan untuk pembangunan bendung sadap irigasi simpang kapal, Gampong Matang Ara Aceh, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, tahun 2019.
Program pembangunan pengairan yang bersumber dari APBA 2019 itu, merupakan impian masyarakat petani dari lima desa yakni Matang Ara Aceh, Matang Ara Jawa, Matang Cincin, Tanjung Neraca dan Dagang Setia di Kecamatan Manyak Payed.
25 Tahun yang lalu masyarakat desa setempat pernah merasakan manfaat bendungan irigasi yang dibangun tahun 1986. Namun saat ini sudah tidak berfungsi lagi dan terbengkalai, dan setelah adanya usulan masyarakat kepada Asrizal H Asnawi, anggota DPR Aceh asal Dapil 7 (Langsa dan Aceh Tamiang).
Pengerjaan proyek pembangunan Bendung Sadap Irigasi Simpang Kapal, Gampong Matang Ara Aceh, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, yang bersumber dari APBA 2019, senilai Rp 5 miliar, akan segera rampung.
“Kita usulkan kepada Pak Asrizal agar berkenan membantu irigasi yang sangat dibutuhkan ini,” ujar Datok Penghulu Matang Ara Aceh, Sukarlan di lokasi pembangunan irigasi, Sabtu (24/11/2019).
Sementara, Anggota DPR Aceh, Asrizal H Asnawi, yang merupakan legislator asal daerah pemilihan Aceh 7 (Langsa-Tamiang), tampak langsung melihat ke lokasi pembangunan, Sabtu petang.
Politisi PAN itu mengatakan, sangat senang melihat pekerjaan pembangunan hampir rampung dikerjakan pihak rekanan. Meski tersisa waktu sekitar 25 hari kerja. Ia optimis pekerjaan tersebut selesai tepat waktu.
“Alhamdulillah terus dipacu pengerjaannya. Sempat diskusi dengan kepala tukang tadi, diakui 10 hari ke depan sudah selesai,” ujar Asrizal.
Pembangunan bendung sadap irigasi itu, merupakan usulan masyarakat Manyak Payed pada Asrizal H Asnawi. Diakui Asrizal, dirinya sudah mengusulkan kepada Pemerintah Aceh sejak tahun 2018.
Eksekusi pengerjaan baru dilaksanakan pada tahun anggaran 2019, karena APBA 2018 disahkan lewat Peraturan Gubernur (Pergub), sehingga belum bisa mengakomodir pembangunan bendung sadap dimaksud.
“Awalnya ini bendungan irigasi di bangun 1986. Pertenggahan 1990 sudah tidak lagi berfungsi dan terbengkalai. Baru dibangun kembali tahun 2019,” terang Wakil Ketua DPW PAN Aceh itu.
Asrizal yang putra daerah Manyak Payed, berterima kasih kepada Kepala Dinas Pengairan Aceh dan Pemerintah Aceh atas realisasi pembangunan bendung sadap irigasi dimaksud.
Sehingga, masyarakat petani bisa kembali mendapat pasokan air guna mengaliri areal persawahan, yang selama ini hanya mengandalkan tadah hujan.
“Mewakili masyarakat Manyak Payed, saya berterima kasih kepada Kadis Peraian dan Pemerintah Aceh atas bangunan yang diidamkan warga petani ini,” ucap Asrizal.
Setelah rampungnya pengerjaan bangunan bendung sadap irigasi tersebut. Ke depan, akan diusulkan pembangunan jaringan irigasi dan normalisasi alur yang termasuk dalam Daerah Irigasi Rawa Ketenggar tersebut.
Dikatakan, bila bendung sadap rampung, sedikitnya dua desa yakni Matang Ara Aceh dan Matang Ara Jawa adalah kampung terdekat yang paling merasakan hasil pembangunan dimaksud.
Sementara, untuk memenuhi pasokan air hingga ke Matang Cincin, Tanjung Neraca dan Dagang Setia, dibutuhkan tersedianya jaringan irigasi yang baik.
“Insya Allah bertahap kita usulkan pembangunannya di tahun ke depan. Irigasi penting dan genting untuk masyarakat petani,” kata anggota DPRA dua periode ini.
Ia berkeyakinan, sejauh untuk kepentingan masyarakat dan dapat mendongkrak taraf hidup serta perekonomian rakyat, Pemerintah Aceh pasti berkenan membantu dan mengalokasikan anggaran pembangunannya.
Selama menjabat Anggota DPRA 2014-2019, Asrizal berhasil merealisasikan usulan pembangunan sejumlah irigasi, seperti; irigasi di Tenggulun, Paya Ketenggar, Lueng Manyo, dan Matang Ara Aceh yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah.
Disamping, berjibaku meyakinkan Pemerintah Aceh membangunan jembatan penghubung antara Kecamatan Bendahara dan Seruway senilai 45 miliar lebih.