Penggiat literasi Indonesia Maman Suherman menyatakan, minat baca masyarakat provinsi paling barat Sumatera sangat rendah dan bahkan Aceh menduduki peringkat ke-31 di Indonesia.
“Minat baca masyarakat Aceh tercatat ada di posisi ke tiga dari bawah se-Indonesia setelah Papua dan Papua Barat,” kata Kang Maman.
Pernyataan ini disampaikannya pada acara, “Perayaaan Ulang Tahun Pertama Literasi Nusantara Bersama Forum Taman Baca Masyarakat (TBM AR-RASYID)” di Aceh Besar, Sabtu (28/9/2019).
Menurut dia, rendahnya minat baca dikalangan pelajar atau kaula muda tidak terlepas dari rendahnya minat baca para guru maupun pendidik itu sendiri.
“Gurunya gak membaca bagaimana mengajari anak membaca,” ketus alumni jurusan Ilmu Kriminologi Universitas Indonesia itu.
Masyarakat Indonesia kata Kang Maman, tidak berharap banyak pada pemerintah, tetapi para kaula membentuk komunitas masyarakat cinta membaca serta menyebarkan buku sebanyak-banyak hingga ke pelosok bumi Ibu Pertiwi.
“Allah SWT sangat sayang kepada hamba-Nya dan bahkan dalam Al-Quran menyebutkan baca-baca dan baca ‘Iqra’,” ucap pria kelahiran Sulawesi Selatan pada 10 November 1965.
“Jangan berharap banyak pada pemerintah dan Indonesia belum peduli terhadap buku,” ujar kata Kang Maman.
Kang Maman mengapresiasi sejumlah relawan yang terus menyalurkan buku hingga kepelosok Aceh seperti yang dicetus oleh Rumah Relawan Remaja (3R) maupun Forum TBM AR-RASYID.
Pada kesempatan itu, salah seorang ibu rumah tangga (IRT) Yuli mengaku administrasi di Aceh sulit mendapatkan atau meminjamkan buku untuk anak-anaknya.
“Saya punya anak enam orang dan aturannya per orang yang memiliki kartu pustaka hanya boleh meminjam tiga buku. Ya, saya merasakan sendiri sulit meminjam buku dalam jumlah tertentu,” ucap IRT tersebut yang mengaku tinggal di daerah Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.[]