Kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tidak hanya berdampak bagi penerbangan menuju dan dari Bandara Kalimarau, namun juga meningkatkan angka penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) lebih 1.000 orang dalam 2 pekan.
“Mulai tanggal 2-15 September, ada 1.072 penderita ISPA,” kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Berau Garna Sudarsono, kepada wartawan di Tanjung Redeb, Berau, Kamis (19/9/2019).
Garna menyebut, kualitas udara di Berau relatif sudah tidak sehat. Kendati demikian, pernyataan darurat asap menjadi wewenang Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berau.
“Sampai sekarang udara tidak sehat. Kami merespons keluhan masyarakat, karena sudah terganggu dengan asap,” ujar Garna.
Dia menjelaskan, Dinkes Berau yang membawahi Puskesmas, sudah meminta Puskesmas meningkatkan sosialisasi mengingatkan warganya, agar mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
“Kita gencarkan gerakan mengenakan masker, diinstruksikan ke Puskesmas-puskesmas,” ujar Garna.
Disebabkan Berau belum memiliki alat ukur kualitas udara, hasil dari koordinasi bersama dengan DLHK Berau, rencananya akan mendatangkan tim, untuk melakukan pengukuran riil kualitas udara di kabupaten Berau.
“Di samping itu, salah satu upaya Dinkes utk tanggulangi asap ini, yakni menggencarkan penyuluhan di Puskesmas-puskesmas,” demikian Garna.[merdeka]