Tim Lantak Laju gagal curi poin di kandang Sriwijaya FC, Minggu (28/7/2019) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang dalam lanjutan Liga 2 Indonesia. Namun tetap masih berada di puncak klasemen sementara.
Persiraja harus menelan pil pahit kalah 1-0 atas lawannya dan kehilangan pemain tengah Defri Rizki diganjar kartu merah, setelah mendapatkan dua kali kartu kuning. Gol satu-satunya milik Sriwijaya FC dicetak oleh Ahmad Ihwan pada menit ke 53 selepas turun minum.
Meskipun kalah, Persiraja tetap bertengger di puncak klasemen dengan perolehan 18 poin pada pekan ke 8, karena PSMS Medan kalah saat melawan Babel United 1-0. PSMS Medan berada di posisi kedua klesemen sementara dan ketiga Sriwijawa FC masing-masing 16 poin.
Pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi sejak awal sudah mengintruksikan agar bermain menyerang untuk mencuri poin penuh di kandang sendiri. Agar Sriwijaya FC agar tidak terlalu jauh perbedaan poin dengan Persiraja.
“Sejak awal memang saya suruh main agresif, harus mau kerja keras, karena kita harus memenangkan pertandingan ini,” kata Kas Hartadi.
Kas Hartadi mengaku sangat diuntungkan kartu merah diganjar untuk pemain Persiraja. Meskipun diberikan setelah Sriwijaya FC meraih kemenangan.
“Babak pertama memang sulit kita mencetak gol, tetapi strategi taktik saya bisa dijalankan oleh pemain semua dan mau kerja keras,” ucapnya.
Orang Aceh Itu Keras
Sementara itu Pelatih Persiraja Hendri Susilo mengaku permainan cukup menghibur, meskipun anak asuhnya gagal mencuri poin. Meskipun sempat merombak taknik, tapi karena kekurangan pemain hingga banyak celah didapatkan oleh Sriwijaya FC, hingga berhasil curi gol.
Meskipun wasit mengganjar kartu merah kepada Defri. Hendri mengaku tidak mempersoalkannya, karena memang itu tugas sang pengadil di lapangan dan tidak bisa diganggu gugat.
“Apapun keputusan wasit saya sangat menghormati, karena tugas beliau, diberikan kartu merah, itu keputusannya, bagi saya tidak masalah,” kata Hendri Sosilo.
Hendri juga menanggapi soal permainan yang ditampilkan anak asuhnya sedikit keras. Katanya, ciri khas orang Aceh itu memang keras dan selalu bekerja keras. Jadi tidak perlu ada evaluasi terkait itu dan yang terpenting kedepan agar terus fokus untuk bermain.
“Gak bisa, ciri khas Aceh ya itu mas, orang keras, kerja keras, jadi salah satu senjata kita. Meskipun ada yang harus dikurangi,” tukasnya.
Yang terpenting, sebut Hendri, setelah ini pemain dibiarkan santai dan minum-minum kopi. Tidak perlu dipikirkan dulu akan ada pertandingan selanjutnya.
“Jadi tidak ada evaluasi, habis ini kita santai, ngopi-ngopi. Gak usah pikir permainan dulu. Babel United nanti kita pikirkan mainnya itu,” tutupnya.[]