Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sabang, Faisal mengatakan, bahwa angka kemiskinan terus menurun sejak dua tahun terakhir yakni dari, 2017-2019 di Kota Sabang, Provinsi Aceh.
“Penduduk miskin di Kota Sabang terus menurun dalam 2 tahun terakhir, dari 17,66 persen penduduk miskin pada tahun 2017, turun menjadi 16,31 persen pada tahun 2018, dan pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi 15,6 persen,” kata Faisal.
Pernyataan ini disampaikannya melalui rilis yang diterima Naratif.id pada, Selasa (18/02/2020) dan menurut dia, angka tersebut berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (Susenas) yang melihat kepada garis kemiskinan makro didasarkan pada pemenuhan makanan dan non makanan.
Beberapa program yang selama ini diimplementasikan Wali Kota Sabang, Nazaruddin bersama Wakil Wali Kota Sabang, Suradji Junus telah berkontribusi langsung dalam mengurangi beban masyarakat sekaligus meningkatan pendapatan masyarakat.
Dia menjelaskan, garis kemiskinan tersebut berdasarkan pemenuhan kebutuhan makanan dan non makanan. Untuk makanan maka setiap orang harus memenuhi kebutuhannya 2.100 kalori per harinya, sedangkan non makanan kebutuhan pengeluaran minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Kata dia, garis kemiskinan di Sabang pada 2019 mencapai Rp563.100 per kapital per bulannya. Angka ini tertinggi kedua di Aceh setelah Kota Banda Aceh. Hal ini menunjukkan harga-harga di Sabang cenderung tinggi, dibandingkan dengan kabupaten kota lainnya.
“Misalnya harga konsumsi di Sabang seperti harga ikan, harga nasi bungkus, dan lain-lain. Jadi penduduk miskin menurun itu bisa disimpulkan ada peningkatan penduduk Sabang yang sudah dapat memenuhi kebutuhan Rp563 ribu per orang itu dalam sebulan,” jelasnya.
Ia menambahkanl, hal itu terjadi karena stategi penanggulangan kemiskinan berupa program-program yang selama ini bersifat meringankan beban pengeluaran masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat sudah terlaksana dengan baik di Kota Sabang.
“Program-program yang selama ini bersifat meringankan beban masyarakat seperti Geunaseh, dana pendidikan, dana kesehatan, subsidi listrik dan gas elpiji sangat berpengaruh langsung baik konsumsi maupun non konsumsi bagi masyarakat Sabang,” terangnya.
Sedangkan program-program dalam upaya peningkatan pendapatan seperti memberi bantuan kepada masyarakat yang mayoritasnya berprofesi sebagai nelayan berupa alat kerja, sarana prasarana, pemenuhan kebutuhan air bersih sudah berjalan lancar.
“Artinya selama ini strategi dan program sudah berada di jalur yang benar, tinggal kita tingkatkan lagi kualitas pelaksanaannya, serta pendampingan agar tersalurkan lebih tepat lagi,” demikian kata dia.
Ikatan Pemuda Mahasiswa Sabang (IPPEMAS) yang diminta tanggapannya mengapresiasi kinerja Pemerintah Kota Sabang dibawah kepemimpinan Nazaruddin bersama Suradji Junus yang telah berhasil menurunkan angka penduduk miskin di Kota Sabang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
“Kita sangat mengapresiasi Pemko Sabang yang telah berhasil menurunkan angka kemiskinan di Sabang menjadi 15,6 persen,” kata Ketua Ippemas Saddam Husein.
Dia menyebutkan, sejak 2017 persentase penduduk miskin di Pulau Weh tersebut terus menunjukkan penurunan. Katanya tentu harapan mereka tidak hanya angka penduduk miskin yang berkurang tetapi juga diikuti dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Kita mengharapkan ke depan tidak hanya angka kemiskinan yang turun tapi juga kualitas SDM serta kualitas ekonomi kemasyarakatan di Sabang juga semakin meningkat,” haranya.
Lebih lanjut ia menyatakan, program-program yang selama ini telah dijalankan Pemerintah Kota Sabang membuahkan hasil. Kata mahasiswa program itu harus terus ditingkatkan serta pengawasannya agar selalu tepat sasaran, sehingga angka penduduk miskin di Sabang menjadi nol persen.
“Ini sebuah prestasi nyata, kami harap ini dapat ditingkatkan dengan program-program yang lebih berdampak lagi kepada masyarakat Sabang,” katanya.