Langsa – Petang itu, Minggu (17/11/2019). Jarum jam menunjuk pukul 13.30 WIB. Mentari perlahan ‘rebah’ ke barat, sebelum terbenam sesuai rotasinya.
Tiga anak muda tampak bergegas. Sejumlah sembako telah dibelanjakan, hasil patungan dari sejumlah donasi yang acap dilakukan setiap Jumat.
Agus Setiawan, Hendra Bobon dan Mahyuddin Kenon. Seolah tiga serangkai, seperti Dowes Dokker Cs kala menderikan Budi Utomo di awal 1908.
Ketiganya kesampingkan hiruk-pikuk dan gempitanya tribun utama Lapangan Merdeka Langsa. Dimana, artis Aceh yang sedang trend di kalangan mileneal, Rialdoni. Sedang performance digelaran Festival Budaya Pantai Timur, yang dilaksanakan di Kota Langsa.
Mobil melaju, arah tuju Desa Seulalah Baru Kecamatan Langsa Lama. Mereka hendak salurkan bantuan kepada Suparmin (70), yang sepuluh tahun terakhir menderita lumpuh.
Bantuan itu digagas gerakan sosial Baleum Syedera, yang selama ini kerap berbagi. Menyisir dhuafa dan lansia yang layak dibantu guna ringankan beban hidupnya. Punggawa utamanya, Agus Setiawan yang didapuk sebagai ketua.
Rumah Suparmin sederhana saja. Relawan Baleum Syedara menyusur gang kecil dan jalan tapak. “Informasinya lewat jalan ini,” kata Agus kepada Hendra, seperti menukil informasi dari netizen yang mengirim informasi awal tentang keberadaan Suparmin.
“Sudah lama begini, duduk saja tak bisa. Harus terbaring begini selalu,” ujar Suparmin kepada tiga anak muda tamunya itu.
“Pak, ini bantuan sembako ala kadar. Semoga dapat membantu,” sebut Agus kepada Suparmin yang terbaring lunglai.
Mata kakek 70 tahun itu berkaca. Mulutnya serasa gemetar. Dijabatnya erat tangan Agus Setiawan. “Terima kasih. Saya doakan kalian anak muda sehat dan rizkinya bertambah,” ucap Suparmin tersedu.
Lantas, Agus, Hendra dan Mahyuddin undur diri. Sambil berpamitan, mereka mendoakan kesehatan Suparmin sekeluarga.
Lantas, ketiaganya bertandang ke kediaman Sakinah (92), di desa yang sama. Nek Sakinah juga lumpuh. Selama ini, ia tinggal bersama salah seorang dari tiga anaknya.
Nek Sakinah tak lagi dapat berkata-kata. Lidahnya kelu. Matanya terus berbinar. Seolah mengisyarakatkan ucapkan terima kasih atas kunjungan dan bantuan sembako dari Baleum Syedara.
Agus berpamitan. Seketika, mata Nek Sakinah menganak sungai. Rembesan air matanya mengalir hingga ke pipi. Ditatapnya Agus, seakan bersyukur bermunajat pada Sang Khaliq.
“Kami memang rutin seperti ini (berbagi), donasi dari para dermawan. Banyak pihak terlibat, membantu semampu. Seperti kali ini, Kasat Reskrim Polres Langsa juga memberikan donasinya,” terang Agus Setiawan.
Selama ini, tambah dia, berbagai informasi tentang keberadaan saudara kita yang kurang beruntung, diperoleh dari netizen di jejaring sosial Facebook.
“Mereka mengirim informasi lewat inbox. Lalu, kami tindaklanjut sesuai kemampuan. Hanya ini yang bisa kita lakukan kepada sesama,” ungkap Agus.
Ia berterima kasih atas informasi warganet selama ini. Tak luput, haturan takzim atas donasi para dermawan yang telah mempercayai Baleum Syedara sebagai perpanjangan tangan untuk berbagi.
Hari sudah diambang senja. Ketiga anak muda itu beranjak sila. Mengakhiri misi kemanusian nan mulia. Semoga, amal ibadah jariyah menyertainya dan menginspirasi banyak pihak untuk terus peduli.
Reporter: Zoelfa