NARATIF.ID
  • Beranda
  • News
    • Ficer
  • Indepth
    • Investigasi
  • Editorial
  • Wawancara
  • Opini
No Result
View All Result
NARATIF.ID
  • Beranda
  • News
    • Ficer
  • Indepth
    • Investigasi
  • Editorial
  • Wawancara
  • Opini
No Result
View All Result
NARATIF.ID
No Result
View All Result
Home Headline

Bahaya Terpapar Kabut Asap Karhutla

Redaksi by Redaksi
23 September 2019
in Headline, News
Bahaya Terpapar Kabut Asap Karhutla
Share on FacebookShare on Twitter

Langit Banda Aceh, Senin (23/9/2019) pagi tak secerah biasanya. Hari itu pukul 09.00 WIB, langit tampak mendung dengan lapisan kabut putih menggantung di langit, jarak pandang pun terbatas. Paparan kabut asap ini juga cukup berbahaya bagi kesehatan manusia.

Sekalangan orang mengira pagi itu cuaca sedang mendung. Akan tetapi setelah ditelisik lebih jauh, ternyata langit berkabut putih, matahari memerah tidak seperti biasanya.

Ternyata cuaca seperti hendak turun hujan itu disebabkan kabut asap kiriman Kabakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di sejumlah titik di Sumatera.

Beberapa hari lalu kabut asap hanya membungkus beberapa kabupaten/kota di Aceh dan sempat menghilang. Namun pagi ini diperkirakan telah menyelimuti seluruh provinsi Aceh, termasuk Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

Padahal Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun I Sultan Iskandar Muda, Aceh memantau tidak ada sebaran asap terpantau dari Aceh. Sepekan terakhir ini tidak ditemukan titik panas akibat Karhutla di Tanah Rencong.

BMKG Aceh memastikan langit memutih dan jarak pandang terbatas itu, disertai matahari berwarna kuning dan kemerah-merahan akibat paparan kabut asap. Termasuk bila dipandang ke langit berwarna putih abu-abu realtif rata.

“Sedangkan kalau langit ditutupi awan akan telihat gumpalan-gumpalan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun I Sultan Iskandar Muda, Zakaria, Senin (23/9/2019).

Kabut putih juga tampak menggantung di perairan sekitar Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Jarak pandung terbatas. Pegunungan di sekitar itu terlihat diselimuti kabut asap. Begitu juga di pusat kota Banda Aceh langit masih diselimuti kabut putih yang diperkirakan paparan asap dari Karhutla di sejumlah provinsi di Sumatera.

Zakaria memperkirakan kabut asap itu diperkirakan masih asap kiriman dari musibah Karhutla di beberapa propinsi lain di Sumatera. Oleh sebab itu untuk menjaga kesehatan, ia meminta warga untuk selalu memakai masker.

“Agar selalu memakai pelindung bila berada di luar ruangan, khususnya untuk daerah yang kabut asapnya tebal,” pintanya.

Dia juga menyarankan kepada warga agar memperbanyak minum air putih, buah-buahan. Pola makan yang sehat juga diperlukan agar bisa menjaga stamina tubuh.

“Segara konsultasi ke dokter bila terasa sesak,” pintanya.

Seperti dikutip dari tirto.id, dalam peristiwa kabut asap karena kebakaran hutan dikenal dengan istilah PM10, yakni sebutan untuk partikel ringan yang berdiameter 10 mikrometer atau kurang yang menyebar di udara bersamaan dengan kabut asap.

Partikel ini sangat kecil sehingga dapat bertindak sebagai gas. Ketika dihirup, partikel ini dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan.

Laporan terbanyak mengenai bencana asap bulan ini muncul dari Provinsi Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Menurut data dari BMKG, Selasa hari ini (17/9/2019) konsentrasi PM10 di Kota Pekanbaru mencapai angka 269,49 µgram/m3.

Sementara itu, di Kota Sampit dan Kota Pontianak konsentrasi PM10 mencapai angka 292,90 µgram/m3 dan 215,22 µgram/m3. Udara di ketiga kota tersebut masuk dalam kategori tidak sehat. Data dari WHO pada 2018, mengatakan dalam satu tahun setidaknya ada 543.000 anak-anak meninggal karena penyakit pernapasan terkait dengan polusi udara.

Polusi udara dianggap sebagai salah satu penyebab yang terlibat atas penyakit kanker pada anak-anak. Selain itu, wanita hamil yang terpapar polusi udara dapat memengaruhi pertumbuhan otak janin.

Penyakit yang Mungkin Muncul Akibat Kabut Asap Karhutla tentu merugikan banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar yang lingkungannya tercemar polusi udara dari kabut asap pembakaran.

Siapa pun setuju, peristiwa kabut asap ini tidak baik untuk kesehatan. Saat terpapar kabut asap setidaknya orang akan mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan iritasi mata. Namun, efek dari partikel berbahaya tidak hanya berdampak pada iritasi eksternal saja namun juga internal, yakni gangguan pernapasan.

Dilansir Healthline, setidaknya ada tiga masalah pernapasan yang akan dialami seseorang ketika terpapar polusi udara dalam rentang waktu tertentu.

Pertama adalah batuk dan iritasi tenggorokan. Hal ini bisa terjadi karena kadar ozon yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dalam sistem pernapasan. Gejala batuk-batuk dan perih di tenggorokan akan dirasakan beberapa jam setelah seseorang terpapar kabut asap. Ozon dapat terus membahayakan paru-paru, bahkan setelah gejala mengilang.

Masalah kesehatan kedua yakni memburuknya gejala asma. Kabut asap buruk bagi kesehatan setiap orang apalagi bagi para penderita asma.

Paparan polusi udara dan kabut asap dapat memperburuk gejala asma. Dari studi yang dipublikasikan oleh Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), sekitar 40 persen penderita asma akan mengalami serangan asma akut lebih banyak pada lingkungan berpolusi tinggi daripada lingkungan dengan polusi rata-rata.

Ketiga, kabut asap dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Gejala kerusakan paru-paru dapat berupa kesulitan bernapas dan nyeri pada dada. Kerusakan paru-paru dalam jangka panjang dapat menimbulkan beberapa penyakit kronis seperti TBC, pneumonia, bahkan kanker paru-paru.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari kabut asap, seperti dikutip dari Perth District Health Unit.

Menghindari aktivitas di luar rumah terlalu lama. Pastikan menetap di tempat yang sejuk dengan ventilasi yang baik. Menggunakan masker khusus polusi udara saat keluar rumah. Konsumsi banyak air putih. Temui dokter apabila mulai mengalami gejala gangguan pernapasan.

Tags: acehasapkarhutlakesehatanmanusiapenyakit
ADVERTISEMENT

Related Posts

DPRK Banda Aceh Harap Daurah Al-Qur’an Lahirkan Imam Masjid
News

DPRK Banda Aceh Harap Daurah Al-Qur’an Lahirkan Imam Masjid

13 April 2021
34 Nelayan Aceh Ditangkap Di Thailand
Headline

34 Nelayan Aceh Ditangkap Di Thailand

12 April 2021
Lagu Etnik “Lake Bayeun” Ulvazilla Dirilis
Headline

Lagu Etnik “Lake Bayeun” Ulvazilla Dirilis

10 April 2021
Shalat Terawih 50 Persen Dari Kapasitas Bagunan Di DKI
Headline

Shalat Terawih 50 Persen Dari Kapasitas Bagunan Di DKI

10 April 2021
Peringatan HUT TNI AU ke-75 berjalan khidmat di Sabang
News

Peringatan HUT TNI AU ke-75 berjalan khidmat di Sabang

9 April 2021
Menhub Terbitkan Aturan Transportasi Selama Idul fitri
Headline

Menhub Terbitkan Aturan Transportasi Selama Idul fitri

9 April 2021
Next Post
Dua Juta Siswa di Malaysia Diliburkan Akibat Kabut Asap

Dua Juta Siswa di Malaysia Diliburkan Akibat Kabut Asap

  • Sampah Menumpuk di Gunung Seulawah Agam

    Sampah Menumpuk di Gunung Seulawah Agam

    471 shares
    Share 188 Tweet 118
  • Mengintip Lomba Renang di Banda Aceh

    530 shares
    Share 212 Tweet 133
  • Tempat Nongkrong Millenials di Panton Labu

    617 shares
    Share 249 Tweet 154
  • Ayah Korban Kasus Pemerkosaan Anak Trauma

    474 shares
    Share 190 Tweet 119
  • 34 Nelayan Aceh Ditangkap Di Thailand

    468 shares
    Share 187 Tweet 117
NARATIF.ID

© 2019.

  • Beranda
  • Indeks
  • Redaksi
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Ficer
  • Indepth
    • Investigasi
  • Editorial
  • Wawancara
  • Opini

© 2019.